Plt Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hasan Chabibie mengungkapkan alasan pihaknya hanya mengalokasikan 5 gigabyte dalam kuota umum bantuan internet untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hasan beralasan kuota internet sengaja diberikan terbatas agar para siswa dapat fokus memanfaatkan bantuan kuota tersebut untuk pembelajaran. "Bagaimana adik adik kita bisa tetap belajar. Itu yang menjadi key factornya. Bagaimana adik adik kita bisa terjaga nyala api belajarnya," ujar Hasan dalam konferensi pers daring, Selasa (29/9/2020).
"Selama mereka menggunakan aplikasi apapun atau video conference apapun. Tetap bisa melaksanakan aktivitas pembelajaran," tambah Hasan. Kuota umum dapat digunakan untuk membuka aplikasi lain. Namun, Hasan mengatakan bantuan ini menitikberatkan untuk meringankan pembelajaran jarak jauh. Hasan menjelaskan, kuota belajar dapat dimanfaatkan untuk membuka aplikasi video conference dan Whatsapp. Aplikasi ini masuk kuota belajar karena kerap digunakan untuk pembelajaran jarak jauh.
"Bagaimana orang mengerjakan tugas. Bagaimana kemudian orang melakukan video conference, bagaimana orang berinteraksi dan itu menempati proporssi tertinggi dalam proses belajar dari rumah. Itu sudah kita akomodasi di kuota belajar," kata Hasan. Seperti diketahui, pemerintah mengalokasikan subsidi kuota internet untuk guru dan siswa. Anggaranpulsabagi peserta didik diberikan sejak September sampai Desember 2020 sebesar Rp7,2 triliun.
Bantuan kuota internet ini diberikan untuk empat kelompok, yakni siswa PAUD, siswa jenjang pendidikan dasar dan menengah, pendidik pada PAUD dan jenjang pendidikan dasar menengah, dan tentunya mahasiswa dan dosen. Siswa PAUD mendapatkan 20 GB, siswa jenjang pendidikan dasar dan menengah dapat 35 GB, pendidik PAUD dan jenjang pendidikan dasar diberikan 42 GB. Sementara mahasiswa dan dosen diberikan 50 GB. Kuota terbagi atas kuota umum yang bisa digunakan untuk semua jenis aplikasi dan kuota belajar yang hanya untuk aplikasi dan aktivitas belajar.