
Mahasiswa PMM (Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa) Universitas Muhammadiyah Malang kelompok 01 yang berada di bawah bimbingan Ganjar Adhywirawan Sutarjo, M. P., mengajak anak-anak untuk memanfaatkan botol bekas sebagai media tanam sederhana.
Kelompok PMM ini melangsungkan program tersebut, Jum’at (03/04/2021) dengan mengajak anak-anak Dusun Supiturang Desa Bocek Kecamatan Karangploso Malang. Kegiatan ini dihadiri sekitar 10 anak-anak yang kebetulan sedang libur karena tanggal merah sehingga mereka bisa mengisi waktu liburan dengan kegiatan positif.
Tidak hanya merangkai botol bekas, kelompok 01 PMM UMM ini sekaligus memberikan edukasi mengenai bagaimana cara menanam tanaman mulai dari pemilihan bibit hingga perawatannya. Harapannya agar mereka bisa mengisi waktu luang dengan kegiatan yang lebih positif ke depannya bahkan dengan memanfaatkan barang bekas sekalipun.
Program tersebut nyatanya sangat disambut positif oleh warga setempat khususnya Ibu Carik. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan bersama anak-anak ini karena mereka juga bisa belajar bagaimana cara menanam hanya menggunakan botol plastik bekas”, ujarnya kepada kelompok 01 PMM UMM.
Sambutan Positif dari Warga Setempat
Ajakan kelompok 01 PMM UMM pada anak-anak dalam program ini memang disambut positif oleh warga setempat. Hal ini pun disampaikan oleh Ibu Poppy selaku salah satu orang tua dari anak yang diajak merangkai botol plastik sebagai media tanam sederhana tersebut.
Program ini tentunya akan memberikan edukasi kepada anak-anak untuk memanfaatkan barang bekas yang ada di sekitar agar memiliki nilai fungsional. Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan pengalaman baru dalam memilih media tanam apapun dengan jenis tanaman tertentu.
Salah satu program dari kelompok 01 PMM UMM tersebut kebetulan menggunakan bibit dari tanaman kangkung. Alasan pemilihan tersebut agar ibu-ibu setempat bisa langsung memetiknya jika sudah tumbuh banyak.
Besar harapannya jika penanaman dengan media tanam hidroponik sistem wick tersebut bisa bermanfaat dan ditularkan kepada warga lainnya. Ibu-ibu setempat pun dapat memanfaatkannya sekaligus anak-anak yang mendapatkan ilmu baru dalam hal bercocok tanam secara sederhana.